Sebegitu Sulitkah Berucap “Saya Cinta Kamu”?!

Diposting oleh arief setiyawan di 19.04.00


www.flickr.com
Menanti ucapan "Saya cinta kamu" dengan kesungguhan hati. Illustrasi: www.flickr.com
Saya cinta kamu”. “Saya sayang kamu”. “Saya merindukanmu”. Kata-kata selalu indah terasa di hati meski hanya terkadang hanya sepintas lalu. Selalu membuat hari menjadi lebih menyenangkan karena senyum itu pasti akan selalu ada. Semuanya menjadi indah dan indah. Sayang, seringkali semua ini sulit untuk diucapkan. Dianggap tidak penting dan hanyalah kata-kata sampah yang tidak diperlukan. ”Kan, sudah tahu?!”.Tak perlu diucapkan, tapi terasa, kan?!’. ”Apa tidak cukup dengan pemberian dan segala perhatian yang telah diberikan?”. ”Untuk apa, sih, kata-kata?!”. Sedih!!! Hmmm….
Mungkin memang manusia lebih suka untuk sombong dan tinggi hati. Hanya memperhatikan hal-hal yang besar dan melupakan hal-hal yang dianggap tidak penting serta remeh-temeh. Merasa sudah memberikan banyak dan sangat mengerti juga memahami sehingga selalu menuntut untuk dimengerti dan dipahami. Sementara di lain sisi, sebenarnya mengakui bahwa biar bagaimanapun juga tetap membutuhkan yang namanya cinta, kasih sayang, perhatian, dan sentuhan serta belai lembut. Iya, kan?!
Sungguh sangat disayangkan bila semua ini harus terjadi, terutama bagi mereka yang sudah mengerti dan paham sekali arti pentingnya sebuah kata. Kata bisa mengubah dunia tetapi tidak memiliki kata-kata untuk diucapkan dan dituliskan. Siapa bisa menduga apa yang ada di dalam benak dan hati seseorang meski dia sangat dicintai?! Praduga bisa membuat semuanya menjadi tak enak. Bilapun diucapkan dan dituliskan namun tidak memiliki arti yang sesungguhnya. Hanya sekedar diucapkan dan dituliskan. Entah mungkin memang tidak memilikinya atau memang tidak memiliki rasa itu. Semua itu adalah mungkin.
Banyak juga yang kemudian berpikir bahwa kata-kata ini hanya dibutuhkan oleh perempuan, sehingga memberi kesan hanya untuk menyenangkan hati perempuan semata. Meski memang menyenangkan, tetapi tetap saja tidak enak rasanya bila itu bukan sesuatu yang tulus dan ikhlas. Bukan sesuatu yang memang benar-benar diucapkan dari lubuk hati terdalam. Entah juga apakah itu hanya sekedar untuk menyenangkan atau memang karena untuk mendapatkan kesenangan pribadi semata. Tak sedikit yang berucap tetapi tidak sungguh-sungguh. Hanya unguk mendapatkan keuntungan dan kenikmatan pribadi semata.
Sesungguhnya pria pun senang bila ada perempuan yang mengucapkannya. Apalagi jika perempuan itu adalah perempuan yang memang dicintai dan disayanginya. Perempuan yang juga mencintai dan menyayanginya. Tidak perlulah untuk kemudian membohongi diri sendiri dengan alasan gengsi dan keakuan sebagai seorang pria yang gagah perkasa. Pria yang ”dingin” sekalipun sesungguhnya hanyalah sebuah tampilan dan bentuk serta ekspresi, yang disadari atau tidak diasadari sebenarnya adalah salah satu bentuk dari sarana untuk memikat hati. Jangan dipungkiri, ya, karena pada dasarnya semua manusia membutuhkan kehangatan. Berbagai macam cara bisa saja dilakukan.
Yang paling menyedihkannya lagi bila kata-kata ini hanya terucap pada di saat awal saja dan bila semuanya sudah berjalan, lalu kata-kata ini tidak pernah ada lagi. Romantisme di dalam bercinta yang membuat semua menjadi terasa lebih indah itu hilang begitu saja. Mungkin dalam beberapa waktu masih bisa dimaklumi, tetapi seringkali pada akhirnya inilah yang menyebabkan perpisahan. Biar bagaimanapun, romantisme di dalam bercinta itu dibutuhkan. Bukan hanya untuk satu pihak, tetapi oleh bersama. Bukankah usaha untuk tetap bersama tidak hanya bisa dilakukan oleh salah satu pihak saja?! Sungguh bila sampai terjadi, berarti semua itu hanyalah ego saja. Cinta yang sesungguhnya itu tak pernah ada.
Bila memang cinta itu tidak ada lagi atau memang sebenarnya tidak pernah ada cinta, lebih baik diungkapkan saja agar semuanya bisa lebih jelas. Sulit, perih, dan pedih tetapi lebih baik tahu daripada tidak sehingga bisa tahu langkah apa yang seharusnya dilakukan. Membuat yang lain berharap dan bermimpi lebih lama lagi akan lebih menyakitkan nantinya. Kejujuran dan tanggung jawab adalah inti dari semua ini. Lebih baik jujur daripada tidak. Beranilah bertanggungjawab dan menghadapi semua resiko yang ada. Jangan membuat yang lain susah tetapi diri sendiri tidak mau susah.
Terus terang saja, saya memang sedang sangat merindukan kata-kata indah ini. Bukan untuk saya sendiri saja, tetapi untuk semua. Saya lelah dan capek dengan kata-kata yang membuat keindahan menjadi tak ada lagi. Lihatlah bagaimana dengan keadaan bangsa dan negara ini?! Penuh dengan caci maki dan hinaan. Sumpah serapah, amuk, dan marah tersebar ke mana-mana. Sudah seperti hal yang biasa dan sepertinya bukan sesuatu yang luar biasa dan merugikan. Sementara kita semua tahu bahwa kata-kata yang buruk akan mempengaruhi semuanya menjadi buruk juga.
Memang negara kita ini sedang mengalami banyak sekali masalah, namun tidak berarti kita harus kehilangan cinta bukan?! Padahal kita semua sadar bahwa cinta yang sesungguhnya sangat dibutuhkan oleh negara ini tetapi terus saja kita membuatnya semakin jauh dari diri kita sendiri. Apa yang telah terjadi bukanlah kesalahan negara. Bukan juga kesalahan ibu pertiwi ataupun tanah air. Semua ini terjadi karena semua yang ada di dalamnya. Kenapa?! Karena tidak memiliki cinta yang sesungguhnya, kan?! Cinta itu hanya untuk diri sendiri saja.
Bila pun memang menanggap segala kata-kata buruk itu sebagai bagian dari rasa cinta itu sendiri, kenapa harus demikian?! Bukankah itu juga membuat diri sendiri dan yang lainnya menjadi susah dan resah?! Bukankah mereka yang sedang marah dan emosional tidak pernah bisa memberikan solusi dan jalan keluar yang terbaik?! Ataukah memang sudah putus asa dan harapan sehingga tidak tahu apa yang harus dilakukan?! Sudah tidak tahu harus berbuat apa?! Tidak tahu harus memulainya dari mana?!
Yah, dalam berpasangan saja, bila tidak ada cinta, semuanya menjadi hancur dan berantakan. Apalagi bila tak ada cinta di dalam berbangsa dan bernegara?! Lebih gawat lagi!!!
Apa memang sebegitu sulitnya kita berucap cinta satu dengan yang lainnya?! Sulitkah untuk bisa mengucapkannya dengan segala kesungguhan di dalam hati?! Apa memang benar tidak ada cinta?! Apa memang tidak menginginkan cinta?!
Tidak mudah untuk mengakui kesalahan. Tidak mudah untuk menjadi jujur dan bertanggungjawab. Tidak mudah untuk menjadi diri sendiri dan menjadi seseorang yang penuh dengan ketulusan dan keikhlasan. Tidak mudah untuk memahami dan mengerti karena memang lebih mudah untuk selalu menuntut dipahami dan dimengerti. Tidak mudah untuk memberi karena lebih mudah untuk menerima dan meminta. Namun apakah ini harus menghentikan kita untuk menjadi seseorang yang lebih baik?! Menyerah untuk berbuat sesuatu agar kehidupan terus berjalan dan menjadi lebih indah?! Jangan, ya!!! Semangat!!! Semua ada prosesnya dan semua ada masa serta waktunya. Hargai dan nikmati semua proses itu.
Marilah kita selalu mengisi diri kita dengan cinta. Penuhilah diri kita ini dengan cinta. Berikanlah selalu cinta. Berucap kata-kata cinta yang sesungguhnya tidak akan membuat kita menjadi tidak berarti, tetapi justru membuat diri kita sendiri menjadi memiliki cinta. Selalulah bertanya, apa yang telah kita terima dari cinta bukan apa yang telah kita berikan untuk cinta. Saya ingin cinta itu ada dan ada selalu.
Sudahkah berucap cinta hari ini?! Saya cinta semua dan cinta saya untuk semua. 

Mariska Lubis

0 komentar:

Posting Komentar

Kaca Ngajeng

Related Posts with Thumbnails
Powered By Blogger
Diberdayakan oleh Blogger.

Labels

Daftar Blog Sahabat