BlackBerry Akan Dilarang di Dua Negara

Diposting oleh arief setiyawan di 22.03.00

173
5
1 dari 1 Kompasianer menilai Menarik.
FILE - In this Nov. 30, 2009 file photo, a man ...
Seorang pria berbicara menggunakan smart phone-nya di Dubai Financial Market di Dubai, United Arab Emirates.(AP Photo/Kamran Jebreili, File)
Uni Emirat Arab mengeluarkan rencana hari Minggu kemarin untuk mem-blok BlackBerry e-mail, layanan pesan (messaging) dan browsing, sebuah tindakan yang boleh jadi akan membahayakan upaya Negara itu untuk menjadi pusat bisnis internasional.
Pemerintah mengutip adanya ancaman bahaya dari penggunaan BlackBerry karena data terinskripsi yang dikirim dengan perangkat tersebut berpindah ke luar negeri, di mana data tersebut tidak bisa dimonitor, untuk mengetahui jika ada aktifitas-aktifitas ilegal. Akan tetapi keputusan itu—yang diikuti oleh gerakan yang sama, dengan cepat, oleh Saudi Arabia—menimbulkan tanda Tanya mengenai apakah negara Teluk yang konservatif itu sedang mencoba mengontrol konten lebih jauh yang mereka angggap tidak pantas secara politik maupun moral.
Telepon BlackBerry mempunyai banyak penggemar di wilayah itu, bukan hanya kaum professional asing di pusat-pusat bisnis seperti dubai maupun Abu Dhabi, tetapi juga anak muda yang memandang chanel komunikasi yang relatif aman ini sebagai sebuah jalan untuk menghindari perhatian dari pemerintah yang tidak mereka inginkan.
“Pihak penguasa menggunakan berbagai alasan, seperti alat itu bisa digunakan oleh teroris” untuk melegalkan peraturan itu, kata Christopher Davidson, seorang professor pada Universitas Durham di Inggris, yang telah menulis secara ekstensif mengenai wilayah itu. “Ya benar, tetapi alat itu bisa juga digunakan oleh aktifis dan juru kampanye masyarakat sipil,” tambahnya.
Keputusan UEA ini yang akan mencegah ratusan ribu pengguna BlackBerry mengakses e-mail dan web dari telepon BlackBerry itu mulai berlaku bulan Oktober nanti. Belum jelas apakah larangan ini akan berlaku juga bagi orang asing yang berkunjung ke negara itu yang menggunakan layanan roaming, termasuk sekitar 100.000 penumpang yang melalui bandara bisnis wilayah itu di Dubai, setiap harinya.
Larangan itu beresiko melukai lebih jauh reputasi UEA sebagai sebuah tempat yang relatif mudah untuk melakukan bisnis.
Dubai, salah satu dari tujuh ke-sheik-an turunan dalam federasi itu, secara khusus telah mencari jalan untuk menjadikan dirinya sebagai pusat turisme, perdagangan, dan keuangan global. Tetapi reputasinya telah ternoda oleh sebuah krisis kredit yang telah mengabkibatkan negara itu berutang lebih dari $100 miliar.
Penduduk setempat berpendapat pelarangan BlackBerry hanya akan membawa mudarat, membuat investor asing berpikir dua kali sebelum memulai bisnis di Negara itu.
“Mereka akan berpikir, sekarang mereka melarang BlackBerry, mungkin lain kali internet,” kata Shakir Mahmood, seorang debt collector bermarkas di Dubai dan seorang pengguna BlackBerry yang berasal dari Iraq.
Ini bukan kali pertama BlackBerry dan para pejabat Emirat mengurusi soal keamanan handsets yang popular itu, sebuah perlengkapan yang ada di kantong dan dompet para professional di seluruh dunia.
Tahun lalu, Riset in Motion Ltd. (RIM) dari perusahaan pembuat BlackBerry mengkritik sebuah peraturan yang dikeluarkan oleh operator HP milik negara UAE Etisalat, yang meminta para pengguna BlackBerry yang tergabung dengan perusahaan itu untuk meng-instal software yang digambarkan sebagai sebuah “upgrade” yang diwajibkan untuk “peningkatan pelayanan.”
RIM mengatakan hasil test menunjukkan bahwa software itu sebenarnya adalah software mata-mata yang memungkinkan orang luar mengakses informasi pribadi yang ada dalam telepon. RIM kemudian menentang keputusan Etisalat dan memberi tahu para pengguna bagaimana cara melepas software tersebut.
Selama jam-jam pengambilan keputusan oleh UAE untuk mem-blok layanan BlackBerry tersebut pada hari minggu kemarin, seorang pejabat telekomunikasi di negara tetangga Saudi Arabia mengatakan bahwa kerajaan gurun pasir itu akan melakukan hal yang sama, yang akan dimulai akhir bulan ini. Pejabat Saudi tersebut, yang tidak mau disebut namanya karena dia tidak berwenang untuk berbicara dengan media, mengatakan bahwa aturan telekominikasi di negaranya akan mengeluarkan sebuah statement tidak lama lagi.
Ali Mohammed dari Saudi Telecom, akan tetapi, mengatakan bahwa perusahaan itu “belum menerima instruksi tentang BlackBerry dari kementerian.”
Sensor pemerintah baik di Saudi Arabia maupun UAE secara rutin memblok akses terhadap websites dan media lain yang dipandang mengandung konten yang bertentangan dengan nilai-nilai konservatif di negara itu atau yang bisa menyebabkan kerusuhan politik.
Para pembuat peraturan di UAE mengatakan bahwa perangkat BackBerry beroperasi di luar ketentuan hukum keselamatan dan keamanan nasional yang diberlakukan tahun 2007, setahun setelah BlackBerry mulai dugunakan di UAE. Mereka mengatakan bahwa mereka mempertanyakan beberapa layanan BlackBerry yang “memungkinkan para pengguna bertindak tanpa pertanggungjawaban hukum, yang bisa menimbulkan masalah hukum, sosial, dan keamanan nasional.”
Pemerintah Negara itu mengatakan mereka hanya melarang BlackBerry, dan tidak melarang smart phone lainnya seperti iPhone-nya Apple Inc. dan HP-HP dari Nokia, karena Blackberry adalah satu-satunya HP yang secara otomatis mengirim data para pengguna kepada penyedia layanan luar negeri.
Tidak seperti smart phones, perangklat BlackBerry menggunakan sebuah sistem yang meng-update inbox si pengguna dengan cara mengirim pesan-pesan terinskripsi melaui melalui penyedia layanan perusahaan luar negeri, termasuk Negara asal RIM Kanada.
Para pengguna menyukai sistem ini karena dipandang lebih aman, akan tetapi juga membuat pesan-pesan BlackBerry jauh lebih sulit dimonitor daripada pesan-pesan yang dikirim melaui penyedia layanan dalam negeri yang bisa dilacak dengan lebih mudah oleh penguasa, kata para analis.
“Inilah ironinya, bahwa BlackBerry adalah perangkat dengan fitur keamanan paling tinggi. Fitur-fitur keamanan yang sama dengan ini yang disukai oleh perusahaan-perusahaan telah menjadi sebuah isu keamanan nasional bagi pemerintah,” kata Simon Simonian, seorang analis di bank investasi berbasis di Dubai, Shuaa Capital. “UAE tidak ingin mengambi resiko dan mereka ingin memonitor apa yang terjadi di negara mereka.”
Pertentangan ini menandai adanya tarik menarik antara pemerintah otokratik yang berkeinginan mengontrol informasi apa saja yang dikonsumsi dan dibagi-bagikan oleh masyarakat secara online, dan penyedia teknologi yang loyaltinya tergantung pada para pelanggan dan para pemegang saham.
Ketegangan serupa pecah awal tahun ini antara China dan Google Inc. setelah perusahaan internet itu mengatakan mereka akan menghentikan menyensor hasil pencarian mereka di Negara itu. Setelah China mengingatkan bahwa mereka tidak akan memperbaharui lisensi mereka, kemudian Google setuju untuk mematuhi peraturan setempat dan berhenti menghubungkan secara otomatis para pengguna di China daratan dengan situs Hong Kong yang tidak difilter.
Otoritas Emirat berkeinginan kuat menciptakan imej sebuah masyarakat yang stabil dan aman bebas dari ekstremisme untuk seluruh bagian Negara itu. Mereka telah mengambil langkah untuk menindak pembiayaan teror dan upaya-upaya oleh negara tetangganya Iran untuk menghindari sanksi internasional atas program nuklirnya.
Davidson mengutip adanya peringatan di UEA dan negara-negara Teluk lainnya akan adanya peran yang dimainkan oleh organisasi online dalam membantu mengerahkan protes anti-pemerintah di Iran selama pemilu tahun 2009 sebagai sebuah faktor dalam gerakan mereka untuk memperketat pengawasan internet.
Penguasa Emirat mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka mencari jalan kompromi dengan RIM untuk kepentingan perusahaan itu, tetapi gagal mencapai kesepakatan.
“Dengan tanpa adanya solusi dan demi untuk masyarakat … Blackberry Messenger, BlackBerry E-mail dan layanan BlackBerry Web-browsing akan ditangguhkan sampai terdapat sebuah solusi yang berterima, dapat dikembangkan dan diterapkan,” kata direktur jenderal Otoritas Pengawasan Telekomunikasi, Mohamedal-Ghanim.
“BlackBerry tampaknya patuh dalam ingkungan penegakan aturan yang serupa di negara-negara lain, sehingga ketidakpatuhan mereka di UAE menjadi mengecewakan menyita perhatian yang besar,” katanya menambahkan dalam sebuah pernyataan yang disampaikan oleh kantor berita Negara itu WAM.
Seorang jubir wanita dari RIM mengatakan bahwa perusahaan Kanada itu belum mempunyai komentar apa-apa.
Negara-negara lain, termasuk India dan Negara Teluk, Bahrain juga telah meningkatkan perhatiannya mengenai fitur-fitur BlackBerry messaging, tetapi belum membloknya dengan serta merta.
RIM mengatakan dalam sebuah statement minggu lalu bahwa mereka “menghormati persyaratan aturan pemerintah dan keamanan dan privasi yang dibutuhkan oleh perusahaan dan pelanggan.”
Perusahaan itu menolak memberi detil-detil pembicaraan mereka dengan para penegak peraturan di lebih dari 175 negara di mana mereka beroperasi, akan tetapi mereka menyebut fitur-fitur keamanan telepon mereka itu sebagai “diterima secara luas” oleh para pelanggan dan pemerintah.
Etisalat dan Du, dua perusahaan telepon milik Negara UAE, mengatakan mereka bekerja pada layanan-layanan alternative untuk para pelanggan Blckberry mereka.
RIM tidak memberikan jumlah pelanggan pengguna BlackBerry di UAE. Akan tetapi, analis Simonian memperkirakan ada “ratusan ribu” pengguna BlackBerry di Negara itu.
Tidak satupun yang dikontak oleh The Associated Press pada hari minggu kemarin mengatakan mereka mendukung larangan itu.
“Saya kira itu menyakitkan, sebenarnya. Blackberry adalah layanan yang digunakan oleh semua orang, dan secara tiba-tiba, mereka akan memutusnya?” kata seorang manajer berusia 30 tahun di Dubai mall yang hanya mau memberi nama depannya, Khalid, karena dia tidak ingin memancing perhatian dari pihak penguasa. (yahoo.com)

0 komentar:

Posting Komentar

Kaca Ngajeng

Related Posts with Thumbnails
Powered By Blogger
Diberdayakan oleh Blogger.

Labels

Daftar Blog Sahabat