Tiga Jam Hanya Untuk Secangkir Teh

Diposting oleh arief setiyawan di 08.29.00

Tempo interaktif - Teh sebagai minuman menyegarkan sudah lama dikenal masyarakat dunia. Di tanah Jawa misalnya, dikenal teh nasgitel (panas, legi atau manis, dan kentel alias kental) yang selalu tersaji di pagi dan sore hari, sementara nun jauh di seberang lautan bangsa Inggris juga dikenal sebagai peminum teh sejati. Namun urusan minum teh bagi masyarakat Jepang ternyata lebih dari sekedar menghilangkan dahaga.

Di Jepang dikenal upacara minum teh yang agak rumit dan dikenal dengan sebutan chado atau cha no yu. Upacara yang biasanya diadakan di cha shitsu, sebuah ruangan khusus untuk keperluan ini sebenarnya berakar pada ajaran Zen Buddha. Uniknya tradisi minum teh ini sebenarnya berasal dari daratan Cina, dan baru dilakukan di Jepang era Kamakura (1192 - 1333) oleh pengikut Zen.

Awalnya tradisi yang memakan waktu hingga tiga jam ini bertujuan agar mereka tetap terjaga selama meditasi yang memakan waktu berjam-jam. Tapi akhirnya tradisi minum teh menjadi bagian dari upacara ritual Zen dan bahkan di abad ke-15 menjadi acara tetap berkumpul di lingkungan khusus untuk mendiskusikan berbagai hal.

Sebagai bagian dari upacara ritual chado sarat dengan aspek spiritual yang menggambarkan empat karakter, masing-masing wa berarti keharmonisan, keiartinya menghormati, sei berarti kemurnian dan jaku atau kedamaian. Dan keseimbangan yang secara simbolis terwujud dalam air yang mewakili unsur yin dan bara atau semangat jiwa yang mewakili unsur yang. Artinya dengan mempelajari chado kita akan mendapatkan kedamaian dalam diri. Itu sebabnya seorang ahli teh, Sen Soushitsu XV, mengajarkan "Kedamaian dengan semangkuk teh".

Kini kebiasaan itu menjadi semacam tradisi masyarakat Jepang dalam kehidupan sehari-hari, baik itu sebagai pernyataan rasa syukur, untuk menghormati tamu, upacara kematian, atau acara-acara kekeluargaan yang lain. Oleh sebab itu upacara ini bisa dilakukan kapan saja oleh siapa saja, meski uniknya upacara ini hanya dilakukan oleh maksimal empat orang tamu beserta tuan rumah.

Sebelum mengikuti chado para tamu biasanya dipersilakan menunggu di machai atau ruang tunggu. Di tempat inilah asisten tuan rumah yang disebut hanto menawarkan sayu atau air panas yang digunakan untuk membuat teh. Hanto kemudian akan memimpin para tamu menuju ruang utama upacara minum teh. Sebelum masuk ruangan, para tamu terlebih dulu mengambil air bunga untuk membersihkan tangan dan mulut mereka sebagai simbol penyucian diri dari dosa dunia.

Setelah para tamu duduk di atas tatami atau matras, tuan rumah menempatkan diri di depan mereka. Di situ sudah tersedia berbagai peralatan chado yaitu chawan (mangkuk teh), chasen (pengaduk teh), natsume (bejana berisi bubuk/daun teh), chashaku (penciduk teh), kama (ceret), futaoki (bambu hijau sebagai penutup ceret), kensui (mangkuk tempat air kotor), mizusashi (wadah tempat air panas), hishaku (sendok pengaduk dari bambu), fukusa (kain sutera), dan chakin (kain linen).

Setelah semua tamu duduk tuan rumah mulai membuat teh. Sementara tuan rumah membuat teh, para tamu akan dihidangkan permen atau kue. Pembuatan teh dimulai dengan membersihkan semua peralatan dengan fukusa. Setelah itu menuangkan air panas kedalam chawan kemudian meletakan chasen ke dalam chawan dan mengangkat chasen. Setelah itu menyeka chawan dengan chakin. Langkah selanjutnya adalah menaruk teh hijau bubuk dari natsume ke dalam chawan kemudian mengaduknya dengan cepat. Tuan rumah kemudian memutar chawan dua kali searah dengan jarum jam dengan tangan kanan untuk menunjukkan sisi depan chawan kepada para tamu. Setelah proses ini selesai, teh siap disajikan.

Sama halnya dengan proses pembuatan teh yang memiliki peraturan tertentu, cara meminumnya pun tak bisa sembarangan. Saat tuan rumah akan mengeluarkan teh, tamu yang akan menerima teh harus berdiri dengan kaki kanan terlebih dahulu, kemudian menyebrangi barisan tatami yang dimulai dengan kaki kanan. Setelah berputar dan menyebrangi lagi barisan tatami, tamu kembali ke tempat duduknya dan mengambil chawan.

Teh dalam chawan masih belum bisa diminum karena tamu masih harus berdiri, dimulai dengan kaki kiri kemudian menyebrangi tatami dengan kaki kiri. Setelah kembali ke tempat duduk, letakan chawan didalam barisan tatami diantara Anda dan tamu disamping Anda. Berilah hormat dan katakan, " Selamat menikmati". Taruh lagi chawan diantara Anda dan tamu sebelah Anda kemudian memberi hormat dan mengatakan, "Maafkan saya untuk mendahului anda". Letakan lagi chawan didepan Anda masih di dalam barisan tatami, kemudian beri hormat kepada tuan rumah dan mengatakan, "Terima kasih untuk tehnya". Ambil Chawan dengan tangan kanan, kemudian letakan di telapak tangan kiri. Peganglah chawan menggunakan tangan kanan dengan mantap, lalu menganggukan kepala dengan lembut seraya mengucapkan terima kasih. Putar chawan dua kali searah dengan jarum jam untuk menghindari sisi depannya, kemudian teguklah teh untuk yang terakhir kali.

Langkah selanjutnya adalah menyeka bibir chawan bekas tempat minum dengan ibu jari atau telunjuk tangan kanan. Bersihkan jari bekas menyeka bibir chawan dengan chakin, kemudian balikan chawan sehingga sisi depannya menghadap anda. Setelah itu meletakan chawan di depan Anda diluar barisan tatami.

Chawan bekas minum masih belum bisa dikembalikan pada tuan rumah karena masih ada beberapa langkah lagi yang harus dilakukan. Yaitu memandangi chawan dengan cara meletakan tangan pada tatami dan memandangi chawan secara dekat. Setelah itu ambilah chawan menggunakan kedua tangan kemudian merebahkan siku tangan diatas lutut. Sekali lagi pandangai chawan dari jarak dekat baru kemudian dikembalikan pada tuan rumah atau asistennya. Terakhir berilah hormat pada asisten tuan rumah.

Setelah semua tamu mendapatkan chawan teh, tuan rumah akan membersihkan peralatan chado dengan cara menuangkan air panas kedalam chawan dan membuang airnya kedalam kensui. Bersihkan chasen diatas chawan dengan menuangkan air panas kemudian bilas di dalam chawan, lalu buang airnya kedalam kensui lagi. Bersihkan chasaku dan fusaka, dan tempatkan semua peralatan minum teh ke tempat semula. Acara minum teh yang penuh dengan tatakrama itu biasanya berlangsung satu setengah jam, namun bila disertai makanan kecil bisa memakan waktu sampai tiga jam.

0 komentar:

Posting Komentar

Kaca Ngajeng

Related Posts with Thumbnails
Powered By Blogger
Diberdayakan oleh Blogger.

Labels

Daftar Blog Sahabat