Selama beberapa tahun terakhir penyakit jantung rasanya sudah sangat biasa di telinga kita. Meskipun sudah merenggut demikian banyak korban, sering kali orang kurang menyadari jika ia mulai menderita penyakit yang tak jarang berakibat fatal ini. Di Amerika sekalipun, yang ilmu kedokterannya sangat maju, separuh dari penderita serangan jantung biasanya harus menunggu sekitar dua jam atau lebih sebelum memperoleh pertolongan.
Bahkan sekitar 300.000 orang, yang merupakan setengah dari jumlah penderita penyakit jantung di negara itu, sudah meninggal sebelum berhasil dibawa ke rumah sakit untuk memperoleh pertolongan. Yang perlu disadari, jika suatu saat seseorang mengalami serangan jantung lalu tidak melakukan apa-apa, hal itu bisa berarti kematian.
Serangan jantung terjadi karena cedera pada otot jantung akibat hilangnya pasokan darah, karena pembuluh nadi yang memasok darah dan oksigen ke jantung, tersumbat. Sumbatan itu terjadi karena pembuluh nadi yang menyempit akibat timbunan kolesterol dan berbagai lemak lain.
Tak pelak lagi, menit-menit pertama dalam serangan jantung itu sangat menentukan. Semakin lambat korban ditangani secara medis, maka semakin banyak pula jaringan yang kekurangan oksigen, rusak, atau mati.
Untuk mewaspadai ini, kenalilah gejala-gejalanya. Tanda awal sebuah serangan jantung adalah nyeri di dada (yang bisa berlangsung selama 15 menit) yang muncul berulang-ulang saat kita sedang bekerja keras, tetapi akan hilang setelah beristirahat.
Bisa salah irama
Ada pula gangguan jenis lain yang sepintas remeh temeh namun banyak terjadi, yaitu gangguan irama denyut jantung. Kalau salah irama saat buka suara di depan mikrofon, paling-paling penonton akan berteriak "huu ... turun!". Sebaliknya, kehilangan satu - dua ketuk irama jantung, atau sebaliknya, iramanya terlalu cepat, bisa berarti masalah besar.
Bagaimana jantung bisa "salah ketuk" akan gampang dipahami bila kita bayangkan dia sebagai mesin mobil. Ia mempunyai "silinder" yang disebut serambi dan bilik. Katupnya ada empat. yang berfungsi sebagai pintu masuk dan keluarnya "BBM", yaitu darah. "Pipa BBM"-nya adalah pembuluh nadi, yang mengantar darah beroksigen ke otot-otot jantung. Sistem kelistrikan pada jantung terdiri atas tiga komponen: "starter"-nya berupa pacu jantung (alami), "kabel" listrik (serabut-serabut otot yang mengawali denyut seluruh jantung), dan sel-sel otot. Nah, kalau sampai irama jantung kesandung-sandung, sistem inilah rupanya yang "error".
Yang jadi pertanyaan, apakah gangguan yang nama kerennya disritmia ini masalah serius? Ternyata jawabannya tidak mudah. Soalnya gangguan irama jantung belum tentu merupakan vonis bahwa ada yang salah dengan jantung kita. Saat kita bersemangat, ketakutan, atau cemas, tubuh memproduksi lebih banyak adrenalin, yang akibatnya mempercepat denyut jantung. Tak jarang terlontar omelan, "Sampai saya jantungan mikirin kamu!"
Beberapa jenis obat-obatan yang bekerja pada sistem saraf simpatis seperti dekongestan (melebarkan saluran pernapasan) atau stimulan juga dapat menyebabkan perubahan irama denyut jantung. Selain penderita hipertiroid, terlampau banyak nyeruput kopi, merokok, atau menenggak minuman beralkohol juga bisa berakibat sama: jantung jadi ngebut denyutnya.
Namun gangguan irama jantung bisa juga menuntut tindakan medis yang serius dan segera, bila terjadi pada pasien jantung. Maklum saja, kalau otot jantung sampai kekurangan darah beroksigen, atau bila ia cedera, bisa berakibat pada malfungsi sistem kelistrikan yang serius. Dan ini bisa fatal.
Pasien jantung yang detak jantungnya terlampau pelan bisa kemudian dipasangi alat pacu jantung, supaya detaknya normal kembali. Namun orang lain dengan denyut jantung superngebut, ibarat pesawat di landas pacu, akan dipasangi alat, yang setiap kali akan memberikan kejutan listrik bila ia mendeteksi irama jantung yang ngebut.
Ada pula jenis disritmia, sering kali terjadi pada orang lanjut usia atau pada pasien jantung, yang cenderung mengakibatkan penggumpalan darah, yang bisa berakibat pada stroke. Pasien-pasien seperti ini kemudian dianjurkan untuk mengonsumsi obat pengencer darah.
Obat jantung sudah tentu amat beraneka ragam dan tidak satu pun bebas dari kemungkinan efek sampingan. Penggunaannya jelas harus di bawah pengawasan dokter, yang akan mempertimbangkan kondisi pasien dan memantau perkembangannya. Maka penting sekali obat untuk jantung dikonsumsi sesuai dengan petunjuk dokter. Itu pun dengan catatan, si dokter diberi tahu obat-obatan dan jejamuan apa saja yang dikonsumsi pasien, untuk menghindari interaksi obat yang merugikan.
Kenyataannya, karena jantung memang bukan organ yang sempurna, kadangkala terjadi juga melesetnya irama detak pada jantung yang sehat sekali pun. Maka kalau mengalami hal ini, jangan buru-buru jantungan dulu. Periksakan dulu diri ke dokter.
Menjaga agar tetap sehat
Di pihak lain, kita juga tidak boleh gegabah, karena serangan jantung juga bisa terjadi secara diam-diam tanpa memperlihatkan gejala apa pun. Hal inilah yang justru lebih berbahaya, karena kita bisa kecolongan.
Yang paling mudah dan murah, tentu mencegah ketimbang mengobati. Maka agar jantung sehat, beberapa tip di bawah ini bisa dilakukan:
- Stop merokok. Dengan berhenti merokok, risiko terserang penyakit ini bisa dikurangi. Meskipun sulit, berhenti merokok lebih terpulang pada niat kita sendiri untuk ingin hidup sehat.
- Hindari stres berlebihan.
- Aturlah pola makan. Kurangi makan sosis dan daging berlemak. Pilihlah ikan, unggas (tanpa kulit), serta daging tanpa lemak; santaplah dalam porsi kecil. Perbanyaklah makan sayuran dan buah-buahan, atau bahan makanan yang berasal dari padi-padian atau polong-polongan. Kurangi makan goreng-gorengan. Hindari makanan yang diolah dengan minyak lemak hewani. Periksakan tekanan darah dan kolesterol Anda secara berkala. Apabila tekanan darah maupun kolesterol darah kedapatan tinggi, sebaiknya ikuti perawatan sesuai dengan petunjuk dokter, yang bisa saja mencakup perubahan menu makanan, latihan, ataupun pengobatannya.
- Berolahragalah secara teratur.
Selamat mencoba!
0 komentar:
Posting Komentar