rumah putih itu luas
ada yang namanya istana negara
ada yang dijuluki istana merdeka
tetap saja kedua gedung besar segi panjang putih itu
adalah bangunan kuno yang beratap tinggi
tetap panas bila alat pendingin tak dipasang
dan hambar rasanya
mungkin kata SBY
istana memang tak nyaman untuk kediaman
karena privasi akan terus terusik segala rupa
mulai dari bau gorengan tempe sambal terasi
yang mengebul dari dapur istana yang luasnya bagai lapangan bola
sampai tembok yang sulit kedap suara
belum lagi wartawan mondar mandir di teras pinggir sayap kiri kanan
sesekali bisa saja mengintip siapa yang datang di luar jadwal
mungkin kata SBY
mending kembali ke cikeas yang di ujung sana tapi terjaga
ya, terjaga dari mata-mata
mata siapa?
mata jeli seorang Inu Wisnu misalnya
yang acapkali radarnya tinggi mengungkap segala rinciannya
mulai dari orang menggotong kasur untuk presiden tidur
sampai sayuran yang dimasak kesukaan tuan nyonya rumah
diaduk diramu menjadi suguhan di Kompasiana..
bagaimana hati bisa tenang kalau begitu..
belum lagi di mana mau main kejar-kejaran dengan cucu yang baru mulai berjalan
karena nyamuk berita ada di dekat-dekat istana
duh… !
menjemur handuk mandi di mana pula tempatnya
karena matahari luas adanya di luar yang penuh pegawai
hal-hal kecil juga tak bisa membuat diri bebas
apalagi konon dan konon berbagai peristiwa
televisi hidup mati dengan sendirinya
ruang belakang yang sering berisik
atau kamar mandi yang bagai ada sepuluh orang di dalamnya
belum lagi pohon rindang di tengah itu
bagai menyimpan misteri dan kadang mencuatkan sesuatu
itu kata orang yang pernah sempat merasakannya
ah, enaknya di rumah sendiri
yagn tiap sudut bisa bersembunyi
sembari memangku gitar dan bernyanyi..
tapi apa mau dikata dan niatkan hati
rumah pribadi jauhnya setengah mati
untuk mencapai kantor yang sangat bergengsi…
belum lagi mobil motor berderet harus berhenti
menunggu lama karena yang akan lewat adalah yang harus dihormati
dan di antara yang menunggu terganggu jadwalnya masing-masing setengah memaki
sampai akhirnya muncul surat itu
koran pagi yang puluhan tahun orang selalu menunggu
gara-gara ulah pengawal yang memang blagu
dan tutur katanya membuat sang majikanpun malu..
mungkin kata SBY
istana memang tak nyaman untuk kediaman
namun apakah dalam hidup ini ada pilihan
bila sudah berniat meraih segala hal yang terbaik bagi negeri ini dengan perjuangan
mengingat pula negeri ini harus diisi dengan penghematan
buat apa dua belas mobil acapkali gagah beriring-iringan
karpet tergelar amat luas menutupi lantai
dan lampu kristal menggantung kerlap kerlip aduhai
lukisan kuno inventaris negeri tetap di tembok dengan paku terbantai
mungkin bukan hanya kata SBY, siapapun merasa tempat itu tak nyaman untuk bersantai…
SUMBER : http://fiksi.kompasiana.com/group/puisi/2010/07/17/mungkin-kata-sby-istana-memang-tak-nyaman-untuk-kediaman/
linda - pernah menjadi wartawan selama 23 tahun untuk majalah Tempo, Gatra dan penulis lepas di beberapa majalah wanita. Berhenti menjadi wartawan 10 tahun silam ternyata sulit dibarengi dengan berhenti menulis. Musik dan tulis menulis adalah aliran jiwa, semburan nafas yang dasyat dan sebuah semangat kehidupan.....
Lama juga, Apa Kabar Teman?
-
Setelah sekian lama tidak membuka website jadul ini, merasa banyak
perubahan.
Apa lagi setelah BW oh lumayan banyak sekali yang belum terpenuhi
permintaan...
7 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar